RENUNGAN MENUJU KEBAHAGIAAN ABADI



Oleh: Mhd Munirul Ikhwan

Kita menyadari bahwa kehidupan yang sedang kita jalani ini penuh dengan onak dan duri. Berhadapan dengan berbagai persoalan hidup. Tak sedikit manusia yang terperosok ke jurang kerusakan, kehancuran dan kesesatan. Hal ini dikarenakan salah dalam menentukan langkah hidup. Akibatnya mereka harus menanggung kerugian tida akhir, sensara sepanjang masa hingga disiksa tiada kunjung reda.
            Dalam kehidupan dipanggung sandiwara ini kita dihadapkan oleh keadaan yang serba ganda, suka dan duka, manis dan pahit, miskin dan kaya, salah dan benar hingga bahagia dan sensara. Hal ini berarti memberikan pelung kepada kita untuk menentukan pilihan hidup ketika di dunia.
            Dunia yang sedang kita nikmati dalam hidup ini, merupakan ladang untuk menanam dan di akherat adalah tempat memetik hasilnya. Jelek yang kita tanam maka jelek pulalah yang kita panen. Selain itu yang perlu kita tanamkan dalam hati kita bahwa dunia adalah kehidupan sementara, sedangkan akherat adalah kehidupan yang lebih baik dan abadi.Maka barang siapa yang memilih dunia dan kesenangannya berarti ia telah menggadaikan akherat dan segala kenikmatannya. Dan barang siapa mampu menahan diri  mematuhi perintah dan meninggalkan larangannya ketika didunia, berarti ia telah memilih akhirat beserta kesenangannya.
            Oleh karenanya, selagi nafas masih berhembus dan jantung masih berdetak, ampunan dan kasih sayang Allah masih berlimpah. Namun tatkala mata tak lagi mampu melihat, mulut tak mampu lagi berucap, jasad telahpun kaku berbalutkan kain kafan putih, maka tak ada lagi masa  untuk beramal ibadah. Janganlah menyisakan penyesalan dan pile karena amal ketika hidup. Jadikan saat itu sebagai saat kebahagiaan karena kembali kepada allah dengan segala amal-amal yang terbaik yang kita persembahkan semasa hidup.
            Mumpung saat ini kita masih diberi waktu untuk menanam amal, marilah kita bersama-sama mengintrospeksi diri tanyakan kepada diri kita masing-masing;
1.      Apakah selama ini amal yang kita perbuat adalah amal yang terbaik yang akan kita persembahkan kepada sang pencipta?
2.      Apakah waktu yang diberikan Allah kepada kita sudah kita pergunakan unruk hal-hal yang bermanfaat?
Mulai dari detik ini mari kita tanamkan tekad dalam hati kita untuk menjadi hamba Allah yang bertakwa, taat dan tunduk terhadap syariatnya. Jauhkan diri kita dari sifat sombong dan merasa lebih. Siapkan diri untuk menghadapi kematian, karena kematian adalah pristiwa paling dahsyat yang pasti akan kita hadapi. Karena kematian adalah saatnya kita bertemu dengan rasa sakit tiada terkira. Karena kematian  adalah kisah terahir kehidupan kita di dunia. Siapkan bekal sejak dini agar rasa sakit tida terkira itu berubah menjadi kenikmatan, dan akhir kisah kehidupan kita menjadi ahir kisah yang membahagiakan. Ketika kita lahir orang-orang gembira ria dan ketika kita mati orang-orang bersedih karena  merasa kehilangan***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar